Diantara hiruk pikuk kota Cirebon, Jawa Barat, terdapat sebuah kompleks pemakaman bersejarah yang memancarkan aura spiritualitas kental. Kompleks ini tak lain adalah Makam Sunan Gunung Jati, tempat peristirahatan terakhir salah satu Wali Songo yang paling berpengaruh dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Bagi para peziarah dan wisatawan religi, mengunjungi Makam Sunan Gunung Jati merupakan sebuah perjalanan menelusuri jejak sejarah dan spiritualitas yang tak terlupakan.
Setelah mendapat perspektif baru tentang sejarah wali dari buku ‘Wali berandal tanah jawa’, aku semakin berniat untuk ziarah. Apalagi setelah tahu bahwa Cirebon adalah kota yang penting bagi Nusantara di masa lampau.
Menjelajahi Kompleks Makam yang Menakjubkan
Pagi itu tanggal merah, keretaku tengah malam tadi tiba di Cirebon. Setelah tidur yang tak begitu nyenyak di hotel di jalan Siliwangi, aku menumpang ojek motor online ke makam sunan Gunung Jati.
Lucunya, sesaat setelah menaiki motor…sang driver berkata ‘mba…nanti hati-hati ya di sana. Banyak ustadz palsu yang menawarkan jasa memimpin mengaji’. Oalaah,,,jadi selain banyaknya pengemis, di sana juga bertaburan jasa seperti ini.
Memasuki kompleks pemakaman, pengunjung akan disambut dengan arsitektur megah yang mencerminkan perpaduan budaya Islam, Jawa, dan Tionghoa. Sembilan pintu gerbang dengan filosofinya masing-masing mengantarkan peziarah menuju puncak bukit, di mana terdapat kompleks utama yang terdiri dari beberapa bangunan penting. Tapi, kita hanya akan berada di bagian paling luar pintunya saja.
Siapa Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati, yang juga dikenal sebagai Syarif Hidayatullah, adalah salah satu Wali Songo yang paling berpengaruh dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Beliau dilahirkan di Cirebon pada tahun 1448 dengan nama Syarif Hidayatullah, putra dari Sultan Malaka, Syarif Abdullah, dan putri Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran, Nyai Rara Santang.
Sunan Gunung Jati juga dikenal sebagai diplomat ulung. Beliau menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Jawa, seperti Demak, Banten, dan Mataram. Beliau juga berperan penting dalam mengusir Portugis dari Sunda Kelapa (sekarang Jakarta) pada tahun 1527.
Tips Berwisata Ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati
- Gunakan pakaian yang sopan dan rapi saat memasuki kompleks pemakaman.
- Jagalah ketenangan dan hormati para peziarah lainnya.
- Bawalah uang tunai secukupnya.
- Bawa plastik kresek untuk menyimpan alas kaki.
- Datanglah di luar musim liburan untuk menghindari keramaian.
- Patuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku di kompleks pemakaman.
Lokasi
Lokasi kompleks makam tak jauh dari pusat kota, untuk gerbang jika menggunakan roda 4 akan berbeda dengan jika menggunakan motor. Paling enak sih naik motor ya, sebab langsung di depan kompleks makam tanpa berjalan kaki terlalu jauh.
Sepulang dari sini, aku bergegas menuju masjid Merah Panjunan dan masjid Agung Sang Cipta Rasa.