istana-daendels-saat-ini

Bangunan megah di kompleks perkantoran Kementerian Keuangan yang berwarna putih itu ternyata istana Daendels. Selain disebut sebagai Paleis van Daendels, gedung ini nama resminya adalah Het Witte Huis (gedung putih) atau Grote Huis (Rumah Besar). Di masa sekarang, namanya menjadi gedung A.A Maramis. Pegikemana berkesempatan menyambangi istana ini pada suatu sore yang cerah.

Siapa Daendels?

Barangkali lupa, Daendels adalah seorang politikus dan jenderal Belanda yang menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-36. Ia memerintah antara tahun 1808 – 1811. Masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Prancis. Yang kita tahu dari buku sejarah di sekolah, Daendels ini yang membangun jalan raya sepanjang 1.100 km dari Anyer (Jawa Barat) hingga Panarukan (Jawa Timur).

Daendels adalah
Daendels

Sejarah Istana Daendels

Batavia Baru

Kita sudah tahu ya, kalau ibukota Batavia itu di Kota Tua. Nah kok gimana ceritanya bisa geser ke kawasan Lapangan Banteng? Jadi, di masa Daendels itu Batavia yang di kota tua sudah semakin kumuh. Apalagi setelah munculnya wabah penyakit Malaria. Jangan bandingin Malaria kayak jaman sekarang ya, Malaria di abad 17 sangat mematikan.

Daendels berinisiatif melakukan pengembangan daerah sebagai pusat pemerintahan baru. Dia memerintahkan penghancuran Kastil Batavia dan tembok kota lama untuk menyediakan batu bata untuk istana baru. Situs yang dipilih untuk gedung baru adalah Waterlooplein (Lapangan Banteng) di Weltevreden (Gambir dan sekitarnya).

Proyek Mangkrak

Ternyata jaman Daendels yang terkenal dengan masa-masa emas itu pun ada proyek sestrategis ini yang mangkrak. Pembangunan istana dimulai pada tanggal 7 Maret 1809, niatnya adalah akan dijadikan istana dengan kelengkapan gedung perkantoran. Di masa itu, para gubernur jendral sukanya tinggal di Istana Bogor yang lebih adem.

Istana Daendels
Patung itu sudah tidak ada, diganti tiang bendera

Namun ternyata, proyek pembangunan tersebut mangkrak. Meski sudah memakai bahan bangunan dari reruntuhan Batavia tua yang digempur habis, istana belum rampung juga hingga Daendels harus pergi dari Indonesia karena dipanggil Napoleon ke Polandia.

Sebelum Kemerdekaan

Bangunan ini berhasil diselesaikan pada tahun 1828 dan diresmikan oleh Komisaris Jenderal L.P.J Du Bus de Ghisignies. Namun karena biaya yang terbatas membuat bangunan ini belok dari tujuan utamanya yang difungsikan sebagai istana. Akhirnya bangunan ini dijadikan kantor besar urusan keuangan Negara dan instansi pemerintah penting lainnya.

Pada tanggal 1 Mei 1848, Pengadilan Tinggi (Hoogeregtshof, Hoogerechter, Algemene Secretarie) dipindahkan ke sebuah bangunan di utara Istana Daendels. Hingga pada masa pendudukan Jepang maupun NICA, bangunan ini menjadi kantor keuangan serta percetakan negara. Tak pernah menjadi Istana seperti rencana awal.

Setelah Kemerdekaan

Istana Daendels berubah nama menjadi gedung A.A. Maramis yang menjadi kompleks kantor kementerian keuangan. A.A. Maramis adalah menteri keuangan pertama di Indonesia.

lapangan banteng istana daendels
Sudah jaman merdeka tepatnya Februari 2023

Desain Istana Daendels

Di tahun 2023 saja gedung ini nampak megah sekali, apa kabar di tahun 1800an ya? Pastilah sangat mencolok terlebih lokasinya yang menghadap alun-alun membentang luas di pusat kota. Setelah direnovasi, gedung ini belum dibuka untuk umum (hingga tulisan ini dibuat). Akupun hanya bisa melihat dari terasnya saja, tapi dari hasil pengintipan sih megah banget dalamnya. Entah deh ini mau dijadikan perkantoran atau museum nantinya kalau sudah dibuka.

istana daendels 2023
versi 2023

Istana ini dirancang oleh J.C. Schultze dengan gaya yang populer di Prancis saat itu, yaitu Gaya Imperium. Tapi kenapa seperti terbengkalai dari dulu? Ada apa sebenarnya?

Lokasi

Sampai saat ini, istana Daendles belum dibuka untuk umum. Akan tetapi, kalau penasaran, bisa banget kok ngintip dari luar.

Cagar budaya Jakarta

Istana Daendels ini merupakan cagar budaya Jakarta yang aku kunjungi dalam rangkaian mencari jejak simbol Freemason di Batavia. Terlalu sayang jika bangunan sebersejarah ini dibiarkan begitu saja, kita tunggu kejutan selanjutnya akan dijadikan apa ya kira-kira?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *