Kaleidoskop pegikemana

Saatnya menulis Kaleidoskop traveling pegikemana sebab tahun 2023 sudah hampir berakhir. Aku nggak nyangka bisa mengarsip perjalanan di blog pegikemana ini secara konsisten dalam setahun. Aku juga nggak menyangka, tahun 2023 menjadi tahun dengan perjalanan dan eksplorasi tempat baru yang sangat aktif bahkan mungkin sepanjang hidup yang sudah kujalani.

Museum

Setelah kuhitung-hitung, ada 20an museum yang kudatangi di tahun 2023. Jumlah itu masih ngga sebanding dengan banyaknya museum di Indonesia, namun aku sesungguhnya berbangga karena bisa mendapatkan banyak hal dari perjalananku ke destinasi ini.

Menginap di museum

Selain belajar sejarah, lewat museum aku mencoba mencari kaitan antara satu peristiwa dengan peristiwa lain. Misalnya saat aku ke Museum Tjong Afie di Medan, aku mencoba menarik garis waktu dengan apa yang sedang terjadi di pulau Jawa.

Tjong a fie mansion

Sayangnya tak semua museum tertata dan mudah dijangkau, misalnya saja museum Pulau Onrust. Harus effort menyeberang lautan dulu hehhee, meski cukup dekat dengan Jakarta. Kondisi di museum pun tak sepenuhnya nyaman, padahal koleksinya cukup banyak dengan cerita menarik.

Cagar Budaya

Nggak semua cagar budaya berbentuk museum, aku menemukan cagar budaya berupa rumah besar kosong yang cantik banget yaitu rumah Raden Saleh di Cikini. Dari kunjungan-kunjungan ini jadi belajar juga ada klasifikasi cagar budaya seperti apa. Ada yang memang ngga boleh diapa-apain.

istana_raden_saleh

Aku selalu tertarik dengan gedung-gedung tua cagar budaya di sepanjang jalan Braga, Bandung. Sebagai awam, melihat plakat cagar budaya tertata dengan tulisan penjelasan singkat itu sudah sangat membantu.

braga-bandung

Alam

Sebenarnya aku anaknya alam banget hahaha, highlight koneksiku dengan alam di tahun 2023 adalah saat naik gunung Sibayak, di Medan. Tanpa persiapan matang, malamnya ngga bisa tidur karena kedinginan, tapi seneng banget!

mendaki-gunung-sibayak

Yang tak bisa diabaikan adalah perjalananku ke Baduy Dalam. Selain karena benar-benar berjam-jam di dalam hutan, ketika sudah sampai sana tuh kita benar-benar tidak terhubung dengan mana-mana. Ibarat kata, jika di Jakarta ada Godzila,,,kita akan biasa-biasa saja karena ngga tahu apa-apa. Bahkan di Baduy Dalam aku berani mandi di sungai dan minum air dari sungai secara langsung.

Jalan Kaki

Kalau rajin tracing, mungkin 2023 ini jumlah langkah kakiku mengalahkan tahun-tahun sebelumnya. Hampir setiap penelusuran pegikemana selalu diwarnai dengan adegan jalan kaki.

Aku kenal dengan komunitas-komunitas traveler yang suka eksploring tempat-tempat bersejarah dengan berjalan kaki seperti Walkindies Jakarta, Jakarta good guide, dan Bersukaria. Capek ngga sih? Ya pastilah ada capeknya, tapi seru loh apalagi biasanya sama orang-orang yang sama sekali nggak kenal sebelumnya.

Aktivitas berjalan kaki pegikemana yang paling heboh adalah rute dari Baduy luar ke Baduy Dalam. Bayangkan saja durasinya dari jam 11 siang hingga jam 5.30 sore. Dijeda istirahat sih, tapi tetap saja itu sangat menantang. Mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah.

Persiapan ke baduy dalam

Whats next?

Melalui perjalanan-perjalanan di 2023 ini, aku sebagai satu-satunya penulis di pegikemana menemukan arti sejati dari kebebasan, keragaman, dan saling pengertian. Aku mencoba membentuk narasi baru tentang bagaimana menjelajahi dunia dengan hati yang terbuka dapat mengubah diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.

Jadi selanjutnya pegikemana? Masih banyak tempat yang belum kukunjungi, atau sering lewat namun belum kuketahui lebih dalam. Semoga Tuhan masih memberi kesempatan untuk semua itu sehingga aku bisa berbagi lebih banyak di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *