Meskipun panas terik debu pelabuhan, mencari jejak kastil Batavia ini sangat menarik. Aku bukan ikut penggalian arkeolog kok, cuma ikut walking tour ke tempat yang diduga merupakan bekas area kastil Batavia.
Batavia Punya Kastil?
Dari Museum Bahari, berjalanlah ke arah selatan menuju kawasan Jalan Tongkol. Di sinilah jejak Kastil Batavia berada. Kastil ini dulunya adalah pusat pemerintahan VOC yang megah dengan dinding kokoh yang melindungi para pejabat Belanda dari serangan musuh.
Meski kini hanya tersisa fondasi dan beberapa bagian kecil yang tersembunyi di bawah bangunan modern, kamu masih bisa merasakan suasana sejarahnya. Para arkeolog menelusuri wilayah ini dan melakukan penggalian di sini. Awalnya mau dibuat rumah susun, namun di bawahnya ditemukan bekas pondasi.

Berhenti sejenak, bayangkan keramaian kastil ini di masa lalu, dengan aktivitas perdagangan yang sibuk, para pedagang dari berbagai belahan dunia, dan pasukan yang berjaga di menara pengawas.
Kastil yang Dihancurkan
Kastil Batavia, yang dulunya merupakan pusat pemerintahan VOC di Nusantara, kini hanya tinggal kenangan. Ada beberapa alasan utama mengapa kastil ini sudah hilang, dari yang aku baca sih, Kebutuhan Ruang Kota. Seiring waktu, kota Batavia berkembang menjadi kota modern yang membutuhkan lebih banyak ruang untuk bangunan baru, jalan, dan infrastruktur. Lalu saat masa Daendels, Batavia pindah ke selatan ke arah Weltevreden. Kastil kemungkinan dihancurkan dan bahan bangunanya dipakai membangun istana di lapangan Banteng sana.

VOC pertama kali tiba di Jayakarta pada awal abad ke-17 untuk mengamankan jalur perdagangan rempah-rempah. Pada tahun 1619, di bawah komando Jan Pieterszoon Coen, VOC menyerang dan menghancurkan Jayakarta yang sebelumnya dikuasai oleh Kesultanan Banten. Sebagai penggantinya, Coen mendirikan kota baru bernama Batavia.
Setelah mendirikan Batavia, VOC segera membangun Kastil Batavia sebagai pusat administrasi, militer, dan perdagangan. Pembangunan dimulai pada tahun 1620-an dan berlangsung selama beberapa dekade. Kastil ini dirancang dengan gaya Eropa, memiliki tembok tebal, parit, dan bastion di setiap sudutnya. Letaknya strategis, berada di dekat pelabuhan Sunda Kelapa untuk memantau aktivitas perdagangan dan pergerakan kapal.
Lokasi Kastil
Menuju Benteng Timur Batavia
Lanjutkan perjalananmu ke arah timur, sekitar 10 menit berjalan kaki, hingga kamu mencapai area yang dikenal sebagai Benteng Timur Batavia. Benteng ini dulunya menjadi bagian dari sistem pertahanan kota yang mengelilingi Batavia.

Saat ini, tidak banyak yang tersisa dari benteng ini, tetapi kamu masih bisa melihat beberapa struktur yang menjadi bukti nyata pertahanan VOC terhadap serangan musuh. Kawasan ini sering kali sepi, memberikanmu kesempatan untuk merenungkan sejarah yang pernah terjadi di sini.
Jika ada benteng Timur, benteng Baratnya dimana? yakk,,benteng baratnya ada di sisi museum Bahari yang kita bahas pada postingan sebelumnya.
Jangan Jalan Sendirian
Saran aku sih jangan jalan sendirian, karena lokasinya melewati kampung lalu kebun dan parkiran mobil proyek. Lebih baik lagi jika ditemani guide agar mendapat cerita yang memadai. Meski tempatnya nampak terbengkalai, ini bukan lokasi bikin konten horor.
Rute Walking Tour
Berikut adalah rangkuman rute berjalan kaki yang menghubungkan Museum Bahari, Menara Syahbandar, area Kastil Batavia, dan Benteng Timur Batavia:
- Museum Bahari ke Menara Syahbandar
Mulailah dari Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan. Berjalanlah ke arah utara melewati kawasan pelabuhan Sunda Kelapa hingga tiba di Menara Syahbandar. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 5 menit. - Menara Syahbandar ke Area Kastil Batavia
Dari Menara Syahbandar, berjalanlah ke selatan menuju Jalan Tongkol. Jejak Kastil Batavia berada di sekitar kawasan ini. Kalau santai, butuh sampai 30 menit. - Area Kastil Batavia ke Benteng Timur Batavia
Lanjutkan perjalanan ke arah timur melalui jalan kecil yang mengarah ke Benteng Timur Batavia. Lokasinya sekitar 10 menit berjalan kaki dari area kastil. Di sini, kamu akan menemukan sisa-sisa struktur benteng yang dulunya menjadi bagian dari sistem pertahanan kota Batavia.
Nyamanya dilakukan di pagi hari karena ini area super panas dan berdebu khas pelabuhan.
Rekomendasi Buku tentang VOC dan Batavia
Lebih seru lagi kalau sebelum jalan ke sana sudah belajar dulu soal tempat ini, berikut adalah beberapa referensi buku yang pernah aku baca:

Jakarta: Sejarah 400 Tahun
Penulis: Susan Blackburn
Buku ini memberikan tinjauan lengkap tentang sejarah Jakarta, mulai dari era Sunda Kelapa, masa kejayaan VOC, hingga perkembangan modern.
Sejarah Jakarta dari Zaman Prasejarah hingga Batavia
Penulis: Adolf Heuken, SJ
Adolf Heuken menulis banyak karya tentang sejarah Jakarta, termasuk perannya sebagai pusat perdagangan VOC dan dinamika di pelabuhan Sunda Kelapa.
Kesimpulan
Walking tour di kawasan Kastil Batavia dan Benteng Timur menawarkan pengalaman unik menelusuri jejak sejarah kolonial Jakarta. Memang kondisinya tidak begitu nyaman, bahkan area kastil dan benteng timur Batavia itu bukan tempat wisata. Jadi, harap maklum jika perjalanan ini lebih mirip penjelajahan daripada piknik cantik. Sudah tentu tidak kids friendly, kasihan juga kalau harus masuk-masuk gang dan ke tempat kosong. Kalau mau sama anak-anak cukup saja ke museum bahari dan menara syahbandar.