Masjid bir ali

Akhirnya bisa masuk masjid Bir Ali untuk mengambil Miqot haji. Pada bulan Desember lalu, aku memang umroh dan mengambil miqot umroh di sini. Akan tetapi, demi kepraktisan kala itu…kami tidak masuk. Jaid hanya berhenti di parkiranya lalu niat di bus. Tentu nggak kebayang kalau di tengah padang pasir ada masjid seindah itu.

Pagi Yang Syahdu

Kloterku dijadwalkan berpindah dari Madinah ke Makkah di pagi hari, jam 6 pagi. Waktu yang cukup adem ketika aku tiba di masjid Bir Ali pada setengah 7 pagi. Matahari Arab Saudi masih kemerahan belum lama terbit.

Masjid bir ali

Lain dengan saat umroh yang tiba di Masjid Bir Ali pada jam 3 sore, rasanya wooww cetar membahana dengan debu padang pasir sebagai pemanis.

Tentang Masjid Bir Ali

Menurut situs resmi Kemenag, Masjid ini berlokasi di kawasan Zulhulaifah (dalam ejaan arab: Dhul Hulaifah). Area ini menjadi miqat makani atau batas tempat memulai ibadah umrah dan haji (berihram) bagi para jemaah yang berangkat dari arah Madinah, termasuk jemaah haji Indonesia yang terbang ke Tanah Suci pada gelombang I. Masjid tersebut bernama Masjid Miqat Zulhulaifah (Dhul Hulaifah) atau Masjid Asy-Syajarah.

Keindahan Arsitektur

Drai luar tampak biasa saja, pun saat aku masuk lorongnya yang dari parkiran. Tapi pas sudah masuk area taman, lalu koridor,,wooww…nuansa nya Arab banget dengan dominasi warna coklat muda.

Masjid Bir Ali dibangun dengan denah berbentuk segi empat menyerupai sebuah benteng. Bangunan utama masjid berada di tengah-tengah dikelilingi dengan koridor panjang.

Koridor ini dihiasi dengan arcade yang di bagian sisi dalamnya berwarna kemerah-merahan, sedangkan di tembok luar bangunannya lebih banyak didominasi oleh warna krem.

Miqot bir ali

Saat masuk area masjid, semakin nyaman rasanya. Karpet lembut, ceiling tinggi, cahaya alami yang masuk lewat ornamen-ornamen. Tapi sayangnya aku nggak lama di masjid ini, karena biasanya jamaah haji atau umroh hanya mengambil miqot dan salat 2 rakaat.

Mengapa disebut Bir Ali?

Disebut Bir (bir berarti sumur) atau Abyar (kata jamak dari bi’r yang berarti banyak sumur) Ali, karena pada zaman dahulu, Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA menggali banyak sumur di tempat ini. Sekarang, bekas sumur-sumur itu tidak tampak lagi.

Masjid ini juga dikenal dengan sebutan Masjid as Syajarah (yang berarti pohon), karena masjid ini dibangun di tempat Nabi Muhammad SAW pernah berteduh di bawah sebuah pohon (sejenis akasia).

Sejarah Masjid Bir Ali

Sebuah masjid kecil pertama kali dibangun pada masa Umar bin ‘Abdulaziz, yang merupakan gubernur Madinah pada masa Bani Umayyah tahun 706-712 M (87-93 H).

Bangunan masjid saat ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Fahd. Bentuknya persegi dengan luas sekitar 6.000 meter persegi dalam selungkup berbentuk persegi seluas 36.000 meter persegi.

Lokasi

Mudah menemukan masjid ini sebab berada di tepi jalan raya Madinah-Makkah, sekitar 11 km dari Masjid Nabawi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *