menara syahbandar

Pertama kali ke menara syahbandar, aku mendapat cerita kalau ini adalah titik nol Batavia di zaman VOC. Di perjalanan ke-2 ke tempat ini, cerita lain kudapatkan dan sepertinya lebih masuk akal bahwa tempat ini bukan titik nol Batavia dengan beberapa penjelasan saintifik.

Jejak Pelabuhan Sunda Kelapa

Paling aman sih kalau aku sebut Menara Syahbandar itu sebagai jejak sejarah pelabuhan Sunda Kelapa di zaman VOC. Di abad 21 ini pelabuhan Sunda Kelapa masih ada kok, tapi peran dan kondisinya tentu sudah berbeda.

Buat yang belum tahu, jadi dulu itu VOC markasnya di Maluku atau Mollucas sebutannya. Secara disana banyak rempah utamanya cengkeh. VOC memang perusahaan perdagangan awalnya, bukan satuan militer. Semakin mengenal nusantara (aku sebut ini karena jaman itu Indonesia belum ada), VOC sadar kalau lebih baik meletakan kantor utamanya di tempat yang lebih strategis yaitu Jayakarta.

Saat itu pelabuhan sunda kelapa dan Jayakarta masih kecil dan lokalan banget. Tapi potensinya sebagai jalur persimpangan yang dekat kemana-mana termasuk ke Malaca, Sumatera, dan Nusantara Timur bikin rencana ini semakin menarik. Selain itu sumberdaya seperti kayu untuk bahan bangunan membuat kota juga melimpah.

‘Queen of the East’ adalah julukan untuk kota Batavia yang dibangun menjiplak Amsterdam oleh VOC. Pelabuhan Sunda kelapa semakin besar, dari Menara syahbandar ini kapal-kapal di pelabuhan dan laut terlihat jelas.

Ada Apa Saja di Dalamnya?

Pada dasarnya Menara Syahbandar merupakan bangunan yang pada masa lalu berfungsi sebagai menara pemantau dan tempat pengumpulan pajak. Bayangkan seramai apa tempat ini kala itu?

menara syahbandar

Sebenarnya yang menarik itu melihat bangunanya yang mencolok, tinggi, jadul, agak miring dari kejauhan. Kalau sudah di dalamya yaa biasa saja kecuali bisa naik ke atas. Aku sih 3 kali kesana ngga pernah naik karena tidak diperbolehkan.

Tenang, meski nggak naik ke atas kita masih bisa melihat beberapa koleksi:

  • Alat-alat laut, seperti jangkar, teropong, kompas, dan Batu Duga
  • Lukisan kondisi Kota Tua Jakarta, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Governours House Within The Castle
  • Peta kuno
  • Lampu suar kristal, lampu mercusuar, lensa frensel, dan Tung Woo Masthead Light
  • Prasasti Kedatangan Saudagar Cina Abad ke-17

Sisa Bastion

Mungkin ada yang belum tahu apa itu bastion, jadi kelewat-kelewat aja kalau kesini apalagi nggak pakai pemandu. Bastion adalah bagian (di sudut) benteng, terdiri atas dua sisi dan dua sayap, dirancang untuk memperkuat pertahanan. Menara ini sebenarnya menempati bekas bastion Culemborg yang dibangun sekitar 1645. Di wilayah ini dulunya banyak bastion, yang masih ada bentuknya ya di pojokan menara Syahbandar ini. Di halaman menara juga ada meriam-meriam kan? nah fungsinya untuk jaga-jaga siap tembak kalau ada musuh datang.

Bastion lain di dekat menara syahbandar adalah bastion Zeeburg yang berada di pinggir museum bahari (kita akan menceritakanya secara terpisah).

Urban Legend

Berwisata ke tempat bersejarah tak lengkap tanpa tahu urban legendnya. Konon, di menara ini Pemerintah Kolonial Belanda membangun sebuah terowongan tepat di bawahnya. Terowongan ini menghubungkan menara dengan Benteng Frederik Hendrik yang kemudian dibongkar dan lokasi ini sekarang telah menjadi sebuah masjid yang kini dikenal dengan Masjid Istiqlal. Percaya nggak? Jikapun benar adanya, kira-kira masih bisa dilewati nggak ya?

menara syahbandar

Ada juga yang bilang kalau terowonganya juga nembus ke museum kesejarahan Jakarta atau museum Fatahilah di kota tua. Kalau ini nggak begitu jauh sih, masuk akal?

Cara Berkunjung

Menara Syahbandar berada di Jalan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Merupakan satu bagian dengan Museum Bahari meski beda bangunan. Lokasinya yang dekat dengan kawasan Kota Tua membuatnya mudah dijangkau. Tapi kalau aku biasanya nggak lewat kota tuas sih, meras alebih dekat lewat stasiun Angke lalu nyambung ojek online. Jalan kaki dari stasiun kota juga oke sepertinya sih.

Kalau punya waktu luang, kamu bisa mengunjungi tempat ini sebagai bagian dari tur sejarah di Jakarta yang meliputi Museum Bahari, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Museum Fatahillah. Ini merupakan rute MERAH alias puanaasss polll dan berdebu, saranku sejak pagi saja kesininya. Rute adem tengah kota wisata sejarah Jakarta bisa nih kalau explore wilayah Kwitang.

Jam Operasional:

  • Selasa – Minggu: 09.00 – 15.00 WIB
  • Tutup pada hari Senin dan hari libur nasional tertentu.

Lokasi Menara Syahbandar

Kalau ada yang pernah ke kawasan ini di tahun 2010 an, mungkin akan kaget kalau kesini lagi di 2025. Sudah rapih dengan kondisi trotoar walkable, kali nggak bau, jalanan dicor tak berdebu. Kawasan ini setelah dirombak menjadi lebih turis friendly, nggak ada pungli juga ahhaha. Kalau bawa mobil, paling enak parkir di depan menara syahbandar lalu bisa berkeliling ke museum bahari. Kids friendly juga karena trotoarnya luas ditambah tempat duduk proper disana.

museum bahari

Sebenarnya, senja di menara syahbandar itu cakep banget. Berjalan kaki menelusuri benteng hingga ketemu jalan raya lagi. Mungkin bisa jadi opsi kalau nggak ingin masuk museum tapi ingin menikmati suasana Batavia tempo dulunya saja.

Bagaimana, tertarik untuk segera kesini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *