Membahas peristiwa malam G30SPKI di Museum Ahmad Yani tentu akan semakin membuat bulu kuduk semakin merinding. Meski aku sekolah sudah jaman Reformasi sehingga tidak diwajibkan nonton film G30SPKI, namun tetap saja semua itu terasa seram. Setiap kali naik KRL menuju stasiun Sudirman dari arah Manggarai, aku selalu penasaran dengan Museum Sasmita Loka Ahmad Yani. Akhirnya minggu lalu kesampaian juga sekalian muterin kawasan Menteng.
Mengenal Jenderal Ahmad Yani
Jenderal Ahmad Yani adalah salah satu tokoh militer Indonesia dan termasuk dalam Pahlawan Revolusi.
Pada tahun 1940, Jenderal Ahmad Yani meninggalkan sekolah menengah untuk menjalani pendidikan wajib militer sebagai tentara Hindia Belanda. Pada tahun 1943, Jenderal Ahmad Yani bergabung menjadi anggota PETA (Pembela Tanah Air). Setelah Kemerdekaan Indonesia, Jenderal Ahmad Yani bergabung dengan tentara republik yang baru terbentuk untuk berjuang melawan Belanda yang membonceng sekutu.
Pada Desember 1955, Jenderal Ahmad Yani berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar di Komando dan Staf Umum College, Fort Leavenworth, Kansas. Kembali pada tahun 1956, Jenderal Ahmad Yani dipindahkan ke Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta di mana ia menjadi anggota staf Umum untuk Abdul Haris Nasution.
Pada bulan Agustus tahun 1958, ia memerintahkan Operasi 17 Agustus terhadap Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia di Sumatra Barat. Pasukannya berhasil merebut kembali Padang dan Bukittinggi dan keberhasilan ini menyebabkan ia dipromosikan menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat yang langsung bertanggung jawab kepada Presiden.
Tentang Museum Sasmita Loka
Museum Sasmita Loka Ahmad Yani merupakan rumah kediaman Jenderal Ahmad Yani yang merupakan lokasi peristiwa pembunuhan dalam rangkaian G30SPKI. Pada mulanya, bangunan dan gedung-gedung tersebut dimaksudkan sebagai rumah dinas para pejabat maskapai-maskapai swasta milik Belanda. Pada tahun 1950-an, berbagai bangunan di kawasan tersebut masuk ke dalam pengelolaan rumah dinas tentara Republik Indonesia dan pada akhirnya salah satunya ditempati oleh Ahmad Yani beserta keluarga.
Uniknya, pintu masuk museum Ahmad Yani bukanlah dari pintu utama di bagian depan melainkan dari samping. Kenapa? Tentu saja bukan karena pintu depan macet, melainkan agar reka ulang peristiwa G30SPKI terasa nyata. Saat itu pasukan Cakrabirawa yang menjemput Jenderal Ahmad Yani masuk melalui pintu samping.
Koleksi Museum
Berkunjung ke Museum ini tak ubahnya kita bertamu ke rumah orang, bedanya ini rumahnya bersejarah. Furniture, printilan rumah, masih ada. Semua bagian rumah terasa menarik bagiku. Apalagi bagian kamar Jenderal Ahmad Yani, meskipun di dalam kamar tersebut kita tidak diperkenankan untuk mengambil gambar. Ini adalah beberapa highlight dari Koleksi di dalam Museum Ahmad Yani.
Ruang Tamu dan Ruang Keluarga
Kursi, perabot, hingga televisi bergaya jadul mengisi ruang tamu yang terbilang mewah di jamannya. Ada salah satu bagian yang diberikan penanda bahwa di titik tersebut jenderal Ahmad Yani ditembak dengan senjata Thompson karena melawan.
Ruang Kerja
Di dekat ruang tamu terdapat ruang kerja dengan rak buku mengelilingi. Seekor harimau yang telah diawetkan juga terlihat menjaga ruangan tersebut.
Kamar Tidur
Baik kamar tidur utama maupun kamar tidur anak, semuanya menyita perhatianku. Tempat tidur, lemari dengan baju-baju tergantung, alat make up, uang gaji jenderal Ahmad Yani, tongkat komando, hingga senjata Thompson yang konon digunakan untuk menembak beliau.
Di kamar anak, agak-agak ngeri sih melihat boneka-boneka jadul. Tentunya bonekanya tak seperti barbie di jaman sekarang.
Kamar Mandi
Namanya juga rumah jenderal, meski tahun 60-an sudah ada bathub. Aku tidak tahu apakah masih original seperti itu, tapi sepertinya beneran deh. Di sumber lain menyebutkan bahwa sabun batangan yang ada di sana juga asli.
Jam Buka
Museum ini terbuka untuk umum dari hari Selasa hingga hari Minggu, dari pukul 08:00 hingga pukul 14:00 WIB. Setiap hari Seni museum ini ditutup untuk umum.
Lokasi
Museum ini terletak di Jalan Lembang, Jakarta Pusat. Jika kamu menggunakan angkutan umum, yang paling mudah adalah KRL Commuterline Sudirman atau MRT Dukuh Atas.
[…] Jl. Taman Suropati No.5, RT.5/RW.5, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310. Lokasinya tak jauh dari Museum Jenderal Besar Ahmad Yani. […]
[…] Sasmitaloka Ahmad Yani terletak di Jalan Lembang Nomor 67, Menteng, Jakarta Pusat. Museum ini dulunya merupakan kediaman […]