MUSEUM BAHARI

Meskipun namanya Museum Bahari, namun museum ini tidak hanya soal kelautan. Lebih dari itu, di sini justru aku belajar mengenai rempah-rempah dan sejarah Indonesia di masa VOC. Gedung museum yang berada di dekat menara Syahbandar ini dulunya merupakan gudang rempah-rempah.

Sejarah Museum Bahari

Terletak di jalan Pasar ikan nggak jauh banget dari kawasan kota tua Jakarta, gedung yang kini menjadi museum dulunya adalah gudang penyimpanan rempah-rempah milik VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada abad ke-17. Dibangun pada tahun 1652, gedung ini menjadi saksi bisu kejayaan perdagangan maritim di Nusantara pada masa kolonial.

museum bahari

Setelah masa VOC berakhir, gedung ini sempat berfungsi sebagai gudang logistik hingga akhirnya diresmikan sebagai Museum Bahari pada 7 Juli 1977. Hingga kini, Museum Bahari terus menjadi pusat edukasi dan pelestarian sejarah maritim Indonesia.

Koleksi Museum Bahari

museum bahari

Museum Bahari memiliki berbagai koleksi menarik yang berkaitan dengan kebaharian Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:

  • Miniatur Kapal Tradisional: Koleksi miniatur kapal seperti Phinisi, Lancang Kuning, dan kapal-kapal khas Nusantara lainnya memperlihatkan kekayaan tradisi maritim Indonesia.
  • Peralatan Navigasi: Mulai dari kompas kuno hingga alat pengukur cuaca, semuanya memberikan gambaran bagaimana pelaut-pelaut zaman dulu menavigasi lautan.
  • Diorama dan Peta: Diorama yang menggambarkan aktivitas pelabuhan di masa lalu serta peta-peta kuno yang menunjukkan jalur perdagangan maritim.
  • Artefak dan Benda Sejarah: Termasuk jangkar kapal, meriam, dan perlengkapan kapal lainnya.

Museum Bahari pernah mengalami kebakaran di 2018, tapi tenang kok kondisi sekarang sudah sangat bagus. Kita bisa meminta guide untuk menunjukan area yang dulunya sempat terbakar jika penasaran.

Sering ada Pameran Temporer

Salah satu museum yang aktif ngadain pameran temporer di Jakarta ya museum Bahari ini. Aku pernah kesana saat ada pameran tentang sejarah pemetaan di Indonesia. Seru melihat peta-peta jadul serta alat navigasi yang mereka gunakan waktu itu.

museum bahari

Terakhir kali kesana sedang ada pameran tentang membangun di lahan basah. Kan keren ya, di zaman saat bangunan ini dibuat…teknologinya seperti apa sih kok bisa awet. Daerah ini merupakan daerah basah, dari dulu.

Museumnya luas banget, jadi selain melihat koleksi aslinya juga bisa menikmati pameran temporer yang berganti sepanjang tahun. Sering juga museum ini mengadakan acara di Pulau Onrust (yang pernah kuceritakan disini) karena museum di sana bagian dari museum Bahari ini.

Sedikit Tentang Pulau Onrust

Pulau Onrust adalah salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para pencinta sejarah dan wisata alam. Nama “Onrust” berasal dari bahasa Belanda yang berarti “tanpa istirahat”, mencerminkan aktivitas pulau ini di masa lalu sebagai pusat perbaikan kapal dan pangkalan militer.

Pada masa kolonial Belanda, pulau ini digunakan sebagai galangan kapal untuk memperbaiki armada VOC. Letaknya yang strategis di dekat Batavia menjadikan Onrust sebagai pusat kegiatan maritim yang sibuk.

Namun, peran Pulau Onrust berubah setelah VOC runtuh. Pada abad ke-19, pulau ini difungsikan sebagai rumah sakit karantina untuk jemaah haji yang kembali dari Mekah. Pulau ini juga mengalami kerusakan berat akibat letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Di masa pendudukan Jepang, Pulau Onrust sempat digunakan sebagai tempat penahanan, dan pada akhirnya menjadi kawasan tak berpenghuni setelah Indonesia merdeka.

Keunikan Museum Bahari dan Sekitarnya

Di sekitar Museum Bahari terdapat Menara Syahbandar, sebuah menara pengawas yang dulu digunakan untuk memantau keluar masuknya kapal di pelabuhan. Menara ini menawarkan pemandangan indah ke arah laut dan kawasan Kota Tua (jika boleh naik).

Menurut aku hal yang paling menarik adalah kita bisa menyusuri benteng luar Batavia. Lokasinya yang sekarang jadi benteng Museum. Kita bisa berjalan di atasnya dan berakting seolah menjadi tentara VOC sedang melihat ke arah pelabuhan Sunda Kelapa.

Lokasi

Kalau punya waktu luang ke Museum Bahari, bisa sekalian untuk eksplorasi ke Menara Syahbandar yang ceritanya ada di postingan sebelum ini. Bisa juga sekalian ke bekas kastil Batavia yang akan kuceritakan di postinga selanjutnya. Memang menantang sih areanya, berdebu..macet,,banyak truk,,hmmm.

museum bahari

Tapi, ingat yah,,bahwa dengar-dengar Jakarta 2050 tenggelam yang bagian utaranya. Jadi mumpung bangunan bersejarah ini masih ada, yuk datengin.

Rute dan Cara Menuju Museum Bahari

Untuk mencapai Museum Bahari, kamu dapat menggunakan berbagai moda transportasi:

  • Kereta Commuter Line: Ini moda transportasi yang paling aku suka kalau ke sini. Aku biasanya turun di stasiu Angke. Bisa juga kok turun di Stasiun Jakarta Kota dan lanjutkan perjalanan menggunakan ojek ke arah Pasar Ikan.
  • Kendaraan Pribadi: Gunakan aplikasi navigasi untuk memudahkan perjalanan. Parkir tersedia di area sekitar museum.

Museum ini buka setiap hari Selasa hingga Minggu, dari pukul 09.00 hingga 15.00. Museum tutup pada hari Senin dan hari libur nasional tertentu. Karena ini area panas, aku saranin kesini di pagi hari deh. Begitupun dengan ruang pameran yang tidak smeuanya ada pendingin udara, jadi membawa kipas kecil akan sangat bermanfaat.

Sudah siap berpetualang ke Museum Bahari?

musuem bahari

1 Comment

  1. […] Museum Bahari, berjalanlah ke arah selatan menuju kawasan Jalan Tongkol. Di sinilah jejak Kastil Batavia berada. […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *