Napak tilas proklamasi

Sebagai pusat sejarah dan kebudayaan Indonesia, Jakarta menyimpan banyak jejak peristiwa penting dalam perjalanan bangsa. Salah satu momen yang tidak pernah terlupakan adalah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Bagi para penggemar sejarah dan wisatawan yang tertarik untuk merasakan aura historis tersebut, menjalani perjalanan jalan kaki napak tilas peristiwa Proklamasi di Jakarta adalah pengalaman yang tak ternilai. Mari ikut aku menjelajahi rute yang menghubungkan tempat-tempat bersejarah ini dan merenungkan makna penting di balik mereka.

Lab Mikrobiologo UI Cikini

Mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa bangunan dengan dinding batu di depan stasiun Cikini tersebut bersejarah. Lab mikrobiologi UI merupakan tempat berkumpulnya para mahasiswa dari golongan muda untuk merapatkan usaha menculik bung Karno.
Tempat ini bukan objek wisata, jadi kita harus izin kalau mau masuk. Nggak ada peninggalan apa-apa sih di sini, bangunan yang masih bergaya jadul menambah aura masa lalu yang kuat.

Napak tilas proklamasi

Usai rapat, para golongan muda menculik tokoh proklamator ke Rengasdengklok. Karena kalau jalan kejauhan, kita skip bagian ini yah. Mungkin teman-teman sudah hapal sejarah peristiwa Rengasdengklok, jadi naskah proklamasi yang masih berupa coretan tangan tersebut dibawa ke Jakarta. Namun tak semudah itu, Jakarta sedang dalam situasi gawat. Rombongan bung Karno yang tadinya mau menginap di hotel Des Indes terkena jam malam. Akhirnya Laksamana Maeda mempersilakan mereka mematangkan rencana kemerdekaan dini hari itu.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi Menteng

Langkah selanjutnya membawa kita ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Museum ini mempertahankan suasana ruangan tempat Bung Karno dan Bung Hatta menyusun naskah proklamasi. Mulai dari meja hingga perabotan, semuanya disajikan dalam keadaan asli (meski sudah berupa replika). Disana juga ada koleksi benda-benda bersejarah yang memberikan wawasan lebih dalam tentang peristiwa penting tersebut.
Museum ini adalah yang di buku sejarah kita kenal dengan rumah laksamana Maeda. Sayang banget hari minggu lalu aku tidak jadi masuk karena sedang ada deklarasi Capres. Konon pada saat mau mengetik naskah, mesin ketik di rumah laksamana Maeda pakai bahasa Jepang semua. Jadi malam itu pakai acara minjam mesin ketik dulu di kantor Jerman yang sekarang jadi Kemenhan.

Taman Proklamasi Pegangsaan

Perjalanan jalan kaki kita berlanjut ke Lapangan di taman proklamasi. Di sini, pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno membacakan teks proklamasi kemerdekaan di depan rakyat yang berkumpul. Di sana dulu adalah rumah bung Karno, pada terasnya dilakukan pembacaan. Sebuah tugu petir dipakai sebagai penanda titiknya. Tempat ini menjadi saksi bisu dari momen bersejarah yang menggetarkan hati banyak orang.

Napak tilas proklamasi

Selain tugu petir, di taman tersebut juga terdapat obelisk yang merupakan tugu peringatan 1 tahun kemerdekaan.

Napak tilas proklamasi

Melalui perjalanan jalan kaki napak tilas peristiwa Proklamasi di Jakarta, kita bisa merenungkan perjuangan, semangat, dan tekad para pahlawan bangsa yang mewujudkan impian kemerdekaan. Sejarah menjadi hidup ketika kita berjalan di sepanjang jejak-jejak mereka, mengingatkan kita akan arti penting kebebasan dan tanggung jawab dalam menjaga warisan berharga ini. Jika kamu adalah seorang pecinta sejarah atau sekadar ingin menghormati peristiwa bersejarah ini, wisata jalan kaki ini akan memberikan pengalaman yang mendalam dan bermakna.

1 Comment

  1. […] naskah proklamasi. Minggu sebelumnya aku sudah melakukan sebagian dari rute proklamasi yaitu mengunjungi taman proklamasi di […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *