Tak terbayangkan jika opium masih legal di Indonesia, mungkin pabrik opium di FKUI Salemba telah menjadi kawasan industri yang sangat besar. Cukup kaget ketika blusukan ke Ji Lak Keng aku baru tahu kalau ada masa dimana opium atau candu itu legal diproduksi dan dikonsumsi di Hindia Belanda.
Sejarah Opium di Hindia Belanda
Kapan opium masuk Hindia Belanda?
Candu (opium) sudah dikenal orang di Pulau Jawa sejak berabad-abad yang lalu. Setidaknya pada abad 17 ketika Pemerintah Kolonial Belanda menjadikan candu sebagai komoditas perdagangan yang penting untuk dimonopoli serta menjadi obyek pajak.
Pada masa VOC, bisnis itu telah berkembang pesat. Ini sesuai dengan ambisi VOC meraih keuntungan sebesar-besarnya yang menjadikan narkoba sebagai salah satu mata dagangan penting untuk pundi-pundi VOC. Pada masa gubernur jenderal Gustaaf Baron van Imhof F (1745), diberlakukan sistem perdagangan bebas candu.
Opium Sebagai Sumber APBN
Opium adalah produk legal di jaman kolonial. Pabrik Opium di Salemba yang mulai beroperasi pada tahun 1901 adalah salah satu pabrik Opium terbesar di dunia. Pemerintah Belanda mendapatkan keuntungan besar dari perdagangan Opium yang dihasilkan dari pabrik Salemba ini. Uang dari penjualan Opium banyak digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan, kalau jaman sekarang APBN ya.
Pabrik Opium di FKUI Salemba
Aku bukan anak UI, ketika melakukan walktour di Salemba adalah pertama kalinya masuk blusukan ke sana. Kampusku dulu di IPB juga desainnya kolonial gitu, tapi ketika masuk ke area gedung yang sekarang menjadi kawasan rektorat dan dekatan UI aku merinding. Beringin besar menyambut kedatanganku dengan dikelilingi gedung dengan jendela lengkung khas Hindia Belanda.
Sisa-sisa Bangunan
Itulah area yang dahulunya pabrik opium, sekarang menjadi kelas-kelas dan kantor-kantor. Ada ruang dekanat FEUI, balai mahasiswa, ruang beberapa lembaga seperti Lembaga Penerbit UI, Fakultas Kedokteran Gigi UI, merupakan bagian dari bekas pabrik Opium yang kemudian di sekat-sekat.
Nuansa kunonya masih sangat terasa, aku membayangkan sebuah kawasan industri besar pernah berada di sini. Konon tenaga kerjanya sampai ada 1000 orang lho.
Lokasi Pabrik Opium
Barangkali kamu ingin melihat langsung, berikut ini adalah lokasinya:
Bekas Stasiun Salemba
Agar supply chain semakin mantap, Belanda sampai membuat stasiun kereta di kompleks pabrik Opium Salemba, untuk mengangkut bahan baku produksi Opium dari pelabuhan, dengan koneksi jalur rel ke stasiun Cikini di sebelah selatan dan stasiun Kramat di sebelah utara. Dua stasiun ini masih ada ya hingga sekarang, sebagai jalur kereta commuter line.
Kondisi Stasiun Salemba Kini
Bangunan eks stasiun kereta Salemba berada di luar kompleks UI, tepatnya di jalan Kenari. Kita bisa masuk via pasar Kenari. Setelah melewati Alfamart, di seberang Museum MH Thamrin ada sederet bangunan rumah semi permanen yang sebenarnya bagian belakangnya adalah bekas stasiun Salemba.
Tapi fasad aslinya masih bisa kita saksikan dengan berjalan melewati gang sempit di sampingnya. Batu batanya masih asli, juga pintunya (meskipun sudah menjadi area menjemur baju warga).
Jembatan Kenari
Selain stasiunnya yang sudah ditutup, rel keretanya juga sudah lenyap sejak jalur Cikini-Salemba dihentikan di tahun 1950an. Tapi tenang, ada bukti sejarah berupa jembatan gantung yang melewati jalan kenari dan sungai Ciliwung. Sekali lagi, area ini berada di tengah pemukiman padat. Mungkin banyak yang sering lewat tapi belum tahu sejarah panjang area itu.
Karena sudah tidak ada relnya, jembatan tersebut sudah beralih fungsi menjadi jembatan penyebrangan orang.
Memang bukan sesuatu yang membanggakan mengetahui fakta narkotika opium dahulu menjadi bagian dari keseharian dan komoditas bisnis legal, namun itu adalah bagian tak terelakan dari sejarah bangsa kita.
[…] ke museum MH Thamrin adalah dengan berjalan kaki dari UI Salemba. Niatnya adalah menelusuri jalur opium dari pabriknya di FKUI lalu ke bekas stasiun Salemba, eh malah ketemu museum […]