Magerbanget ke Depok kalau nggak karena penasaran menelusuri wisata sejarah di Rumah Cimanggis. Nyaris ambruk bahkan digusur, rumah yang sudah ada sejak zaman VOC ini kini telah direvitalisasi menjadi sangat cantik.
Sejarah
Terletak di dalam kompleks Universitas Islam Internasional Indonesia, Rumah Cimanggis atau Gedong Tinggi berdiri kokoh sebagai saksi bisu sejarah panjang Depok. Dibangun pada tahun 1771-1775 oleh Petrus Albertus van der Parra, seorang petinggi VOC, rumah ini dulunya merupakan tempat peristirahatan bagi sang istri yang bernama Yohanna.
Setelah Yohanna meninggal, rumah tersebut sempat diserahkan pada seorang pengusaha bernama David Smith. Namun setelah David Smith bangkrut, tidak ada catatan terkait siapa pemilik rumah Cimanggis tersebut. Pada tahun 1946-1947, rumah tersebut digunakan sebagai markas Belanda terutama saat agresi militer pertama.
Lokasi Strategis
Zaman dahulu kala saat rumah ini didirikan, tempat ini sangat strategis. Pasar Cimanggis yang dimiliki oleh Yohanna, pada zaman Belanda dulu dijadikan sebagai tempat peristirahatan bagi mereka yang tengah dalam perjalanan dari Batavia (Jakarta) menuju Bogor. Pasar ini juga menjadi pintu yg membuka perekonomian di daerah setempat. Masyarakat mulai menjual segala kebutuhan sehari-hari di pasar ini kala itu.
Setelah Revitalisasi
Aku ke rumah Cimanggis di tahun 2024, kondisinya sungguh sangt cantik. Tentu tak mudah melakukan revitalisasi bangunan dan area yang sudah rusak parah. Sampai saat ini memang belum dibuka untuk umum, tapi dapat digunakan untuk keperluan terbatas dengan seijin Universitas Islam Internasional Indonesia.
Jika kamu mendapatkan kesempatan untuk masuk, harap untuk tertib. Jangan sampai meninggalkan jejak di tempat yang sudah dipercantik mendekati aslinya ini. Saat aku kesana masih belum banyak perabot, tapi bagaimanapun…meski cuma lantaipun,,,semuanya telah diperhitungkan jadi jangan sampai kita kotori.
Lokasi
Jl. Umum, Cisalak, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16416
Untuk kesini kita bisa menggunaka KRL hingga stasiun Depok lalu disambung ojek online. Harap sabar dengan kemacetan Depok yang luar biasa. Meskipun kalau kita googling akan mendapatkan nama Museum untuk rumah ini, tapi sejatinya masih belum menjadi museum hingga tulisan ini dibuat.