istana_raden_saleh

Jakarta sedang diguyur hujan lebat saat aku memasuki pekarangan rumah Raden Saleh. Dibandingkan dengan istilah “Rumah” rasanya lebih cocok dinamakan Istana Raden Saleh. Di zaman sekarang saja aku merasa rumah ini sangat megah, apalagi di tahun 1800an ya? Jujur, aku mengenal Raden Saleh justru karena film “Mencuri Raden Saleh”. Dari situ, mulailah mencari tahu tentang sejarahnya dan akhirnya berkesempatan mengunjungi rumahnya pekan lalu.

Siapa Raden Saleh?

Raden Saleh adalah seorang pelukis dan seniman Indonesia yang lahir pada tahun 1807. Ia merupakan salah satu dari beberapa pelukis Indonesia pertama yang menggunakan teknik lukisan Eropa. Raden Saleh menggambar berbagai tema, termasuk alam, kehidupan rakyat, dan kebudayaan. Ia juga menggambar beberapa lukisan yang mencerminkan kehidupan di Hindia Belanda pada masa itu. Raden Saleh telah memengaruhi banyak seniman dan pelukis Indonesia modern.

Nama aslinya Raden Saleh Syarif Bustaman, beliau merupakan Jawa-Arab. Memang termasuk kaum ningrat pada masanya, sehingga di zaman itu Raden Saleh mendapatkan privilej untuk sekolah 20 tahun di Belanda. Bakat melukisnya ditemukan sejak kecil, kemudian ia memperoleh beasiswa ke luar negeri.

Lukisan Raden Saleh

Lukisan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh yang sangat terkenal itu merupakan bentuk respons dari lukisan Nicolaas Pieneman. Raden Saleh menggambarkan kembali lukisan dengan kisah serupa untuk merespons terjadinya penculikan pada lukisan Pangeran Diponegoro tersebut. Ada perbedaan pada dua lukisan tersebut yang di kemudian hari menjadi kontroversi.

lukisan_raden_saleh
Scene film “Mencuri Raden Saleh”
Lukisan Pangeran Diponegoro yang digambar oleh Pieneman menampilkan wajah Pangeran Diponegoro dengan keadaan lesu dan pasrah. Namun, pada lukisan karya Raden Saleh, wajah Pangeran Diponegoro digambarkan dengan raut yang tegas dan menahan amarah. Lalu perbedaan selanjutnya terletak pada judul lukisan yang diberikan keduanya. Judul lukisan yang diberikan Pienaman adalah Penyerahan Diri Diponegoro, sedangkan Raden Saleh menamai lukisannya dengan judul 'Penangkapan Diponegoro'.

Sejarah

Rumah bergaya Gotik tersebut sangat mencolok. Pada tahun 1852 Raden Saleh merancang sendiri rumahnya sebagai tempat peristirahatan pribadi, lalu menghuni bangunan itu hingga tahun 1862. Entah mengapa bagiku rumah ini nyeni banget. unik gitu, nggak seperti rumah jaman Belanda pada umumnya yang pernah aku kunjungi. Mungkin keunikannya itu berasal dari gaya arsitekturnya yang campuran Eropa, Arab, Jawa dan Tiongkok.

istana raden saleh

Ada Kebun Binatang

rumah_raden_saleh
Semegah ini sejak dulu

Raden Saleh suka banget tanaman dan binatang, makanya rumah dia yang berhektar-hektar itu punya taman dan juga semacam kebun binatang. Konon cikal bakal kebun binatang Ragunan dari rumah Raden Saleh ini. Dari kawasan Taman Ismail Marzuki hingga mepet kali Ciliwung, itu tanah Raden Saleh semua dulunya.

Rumah Sakit PGI Cikini

Beberapa tahun berselang setelah Raden Saleh wafat, kawasan rumah tersebut dibeli untuk dijadikan rumah sakit. Ratu Belanda memberikan bantuan sebesar 100 gulden untuk membeli rumah Raden Saleh yang kemudian menjadi lokasi Rumah Sakit PGI, yang masih berdiri hingga saat ini dan dikenal dengan nama RS PGI Cikini.

Saat ini, area Rumah Raden Saleh sudah tidak ada penghuninya maupun tidak dioperasionalkan sebagai Rumah Sakit. Rumah sakit PGI Cikini mengelilingi bangunan megah ini.

Lokasi

Kalau kamu penasaran dan pengen ke sini, patokanya RS PGI Cikini saja ya. Saat ini tidak dibuka untuk umum, tapi kita bisa menikmati keindahanya dari luar.

Cagar Budaya

lantai 2 sudah lapuk

Rumah Raden Saleh telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Memang sudah seharusnya begitu, jika tidak sayang banget dong ya. Saat aku kesana, lantai 2 benar-benar sudah lapuk jadi hanya sampai lantai satu saja. Dengan kondisi hujan lebat, ruang utama bocor dan tergenang air. Semoga segera direnovasi dan dibuka untuk umum yaa…

Selamat berpetualang!

1 Comment

  1. […] Sisa kamp Jepang di Kramat 7 ini bukan termasuk cagar budaya, kalaukamu mau berkunjung sekadar melintas di jalanannya silakan tidak dipungut tiket. Lokasinya tak jauh dari IKJ serta Rumah Raden Saleh. […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *