Ketika mempelajari sedikit-sedikit tentang tata kota Batavia, aku jadi tahu bahwa sejarah masjid Istiqlal itu dulunya bekas benteng Belanda. Masjid Istiqlal merupakan ikon tak resmi untuk kota Jakarta. Tempat yang pertama kali dituju di Jakarta bagi para pendatang kemungkinan besar adalah tugu monas dan Istiqlal ini. Aku punya kenangan pertama kali ke masjid Istiqlal adalah saat study tour SMP, hahhaa ngga jelas banget saat itu.
Sejarah Pendirian Masjid Istiqlal
Jika masjid Cut Meutia di Gondangdia merupakan bangunan bekas kantor era Hindia Belanda, masjid Istiqlal ini sejak awal didirikan memang diperuntukan sebagai masjid. KH. Wahid Hasyim, Mentri Agama RI pertama dan beberapa Ulama mengusulkan untuk mendirikan Masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia. Pada tanggal 7 Desember 1954 didirikanlah yayasan Masjid Istiqlal (Masjid Kemerdekaan) yang diketuai oleh H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut.
Sejarah Istiqlal dan Taman Wilhelmina
Taman Wilhelmina atau Wilhelmina Park adalah salah satu taman yang dibangun atas prakarsa Gubernur Jenderal Van De Bosch pada tahun 1834. Taman ini dikenal sebagai taman terluas yang pernah ada di Batavia, bahkan Taman modern terbesar di Asia kala itu.
Terjadi perdebatan mengenai lokasi Masjid Istiqlal. Bung Karno menginginkan masjid didirikan di Taman Wilhelmina ini. Sementara Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu disekitarnya banyak dikelilingi kampung-kampung, selain itu ia juga menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit.
Namun akhirnya Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun di lahan bekas benteng Belanda. Karena di seberangnya telah berdiri gereja Kathedral dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.
Sejarah Istiqlal dan Benteng Belanda
Selain Taman Wilhelmina yang harus digusur, pembangunan Masjid Istiqlal juga menghancurkan benteng Belanda yaitu benteng bernama “Benteng (Citadel) Prins Frederik Hendrik”, yang oleh warga pribumi sering kali disebut sebagai “Gedung Tanah”.
Lokasi benteng ini awalnya adalah lokasi sebuah kedai minum yang dibangun sebelum tahun 1669. Pada tahun 1723, Sersan Mayor Herman van Baijen merenovasi kedai minum tersebut menjadi sebuah rumah peristirahatan besar. Uniknya lagi, tempat itu di kemudian hari diubah menjadi rumah sakit sebab kondisi ibukota Batavia di kota tua sudah tak sehat lagi sehingga seluruh aspek kehidupan bergeser ke Weltevreden (Gambir dan sekitarnya).
Istiqlal Diresmikan
Butuh waktu 17 tahun untuk membangun masjid Istiqlal. Pada masa itu, Indonesia sedang banyak problem misalnya saja G30SPKI. Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961 dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978.
Lokasi di zaman Hindia Belanda
Mari kita lihat lokasi masjid Istiqlal pada peta zaman Hindia Belanda. Saat itu gereja katedral sudah ada, begitupun stasiun gambir. Masjid Istiqlal terletak di “citadel prins frederik” bagian tengah dari peta.
Lokasi di zaman sekarang
Lokasi saat ini untuk masjid Istiqlal adalah di Jl. Taman Wijaya Kusuma, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat.
Semenjak covid-19 dan Istiqlal direnov besar-besaran aku belum sempat masuk lagi. Kalau melihat di gambar-gambar yang beredar, desainnya yang sekarang nampak lebih modern. Bagi aku sih, yang terpenting adalah kebersihan dan keamanannya.