Umroh dengan Malaysia Airlines dengan rute landing di Madinah ternyata nggak secapek yang kubayangkan. Tentu akan lebih baik kalau langsung bablas dari Jakarta menuju Madinah sih, tapi ya namanya juga berpetualang kan hehhe.
Transit di Kuala Lumpur
Dari Bandara YIA, aku transit dulu di Kuala Lumpur selama kurang lebih 12 jam dan berganti pesawat. Tapi tenang, koper besar nggak usah digeret-geret kok. Setelah sempat tidur di hotel, bebersih diri dan jalan-jalan di pusat kota Kuala Lumpur…aku kembali ke Bandara usai makan siang. Jangan lupa kembali cap Imigrasi ya.
Pesawat khusus Umroh
Kode penerbangan yang kugunakan adalah MH 158 dengan pesawat jenis Airbus A332 dengan konfigurasi seat 2-4-2 untuk kelas ekonomi. Pesawat ini merupakan pesawat khusus haji dan umroh yang terdiri dari 19 kursi bisnis dan 268 kursi ekonomi. Durasi penerbangan adalah 9 jam 16 menit. Pesawatku dijadwalkan berangkat dari KLIA pada pukul 15.35 waktu Malaysia dan akan landing di Madinah pada 19.50 Waktu Arab Saudi.
Karena ini pesawat umroh, ketika masuk pesawat ada backsound ‘labbaikallahumma labbaik’. Begitupun menjelang landing ada sholawatan loh, sampai aku kaget. Di waktu sholat tiba akan ada pengumuman dari cockpit dan televisi yang berupa adzan serta tutorial berwudlu dan sholat di pesawat.
Pelayanan
Aku kebagian seat yang alhamdulillah nyamaaan banget dengan leg room lega karena pas di perbatasan antar bagian pesawat dan di dekat pintu darurat. Jarak ke toilet pun hanya 3 langkah, pun window seat dooong.
Adapun kit yang kudapatkan berupa pouch berisi: prayer mat (ini kupakai sepanjang umroh), kurma, tasbih digital.
Untuk kualitas entertainmentnya sebenarnya nggak terlalu kupakai, karena kurang menarik. Film-filmnya banyak film India, pun film Hollywood banyak yang tanpa subtitle. Untungnya aku sudah download film netflix di ipad.
Flight attendant semua menggunakan bahasa Melayu dan ramah. Penerbangan yang lumayan panjang ini menyajikan 2x makan berat, yaitu tak lama setelah take off dan 2 jam sebelum landing. Untuk lidah Indonesia nggak akan menolak sih, karena makanan Malaysia kan mirip bumbunya ya.
Landing di Madinah
Setelah menikmati senja yang sangat indah di atas langit dataran tanah Arab, pesawatku landing di Bandara Madinah yang sangat dingin malam itu. Bandara Madinah, secara resmi dikenal sebagai Bandara Internasional Madinah Pangeran Muhammad bin Abdulaziz (kode IATA: MED), adalah bandara internasional yang melayani kota suci Madinah, Arab Saudi.
Tak banyak belokan atau tangga, karena tiba-tiba saja keluar pesawat lalu masuk area Imigrasi. Loket imigrasinya cukup banyak, jadi meski penumpang sangat ramai…kami terlayani dengan segera.
Bandara ini terletak sekitar 15 kilometer dari pusat kota Madinah, jadi nggak begitu jauh. Bus kami sudah siap menyambut dengan sekotak ayam Al-baik di masing-masing kursi. Pemberangkatan umroh dengan Malaysia Airlines ini selesai.
Labbaik Allahumma Labbaik….